Rabu, 01 Juni 2022: 16:21 Sore
Wahai jiwa-jiwa muda, ya kami mengingatkan pada diri kami, jiwa sendiri
yang lalai, seperti dunia hanya milik sendiri, tiada yang akan dihadapi.
Mengapa dan sampai kapan engkau akan rebahan, dalam kasur dan kursi-kursi yang
nyaman, mengunci dalam kegelapan, terbawa arus zaman, kesana-kemari, dimabuk
luasnya dunia maya, jiwa yang selalu menyesal dalam kegagalan, tak bersemangat
walau hanya dalam satu jam. Raga yang lalai oleh dosa, yang lemah karena serba
kekurangan, kurang amal, kurang dekat dengan Yang Maha Kuasa, kurang tuntunan,
bahkan sesekali kurang akal.
Kini saatnya telah usai, engkau harus datang berjuang bersama yang lainnya,
menggapai cita-cita yang sering engkau gantungkan, dalam benak, dalam dinding
dinding kamarmu, dalam buku-buku catatanmu, engkau tak tergodakah untuk
semangat, untuk kembali bangkit dari penjara dirimu sendiri itu. Engkau sudah
berapa tahun lupa akan tujuanmu, berapa jam yang telah kau habiskan dengan
kelalamu, jangan berandai-andai, karena perbuatan itu tidaklah ada gunanya.
Mari semangat kembali, mari bergerak kembali, mari menulis kembali, mari
berkarya kembali, biarkanlah, lupakanlah tahun-tahun kelam itu, kini engkau
harus muda kembali, semangatmu harus membara kembali, sejuta cita-cita yang kau
asa, rajut kembali, tiada hari tanpa prestasi kembali, jangan engkau mengundang
kembali, luka-luka yang sedang kau alami hari ini.
Sendiri seharusnya kau merenung, bukan menyesali, bukan pula menghakimi
diri sendiri, engkau sadari, betapa banyak uang kau habiskan, betapa banyak
telinga ini kau gunakan hanya untuk kau sia-siakan, betapa banyak mata ini dilihatkan
pada yang tak berguna, jemari kau bawa pada tempat yang tak berperi kehormatan,
laku demi apalagi, engkau akan beralasan, atas dasar apalagi, dan pada tempat
mana lagi engkau berpijak untuk kembali mengulang yang salah.
Mari bersama, kami, berjalan kembali, menepi dari dunia, yang telah kau
lalui dengan gemerlap kesusahpayahan, tak rindukan engkau saat-saat berjuang,
tak tersiratkah dalam hati mu, saat-saat kau tak tidur malam, tak tau waktu
lelah, tak rindukah pada air matamu yang selalu terjatuh haru melihat
perjuangan mu, tak maukah engkau melihat kembali sayup kegembiraan matamu, saat
berkaca-kaca dan berkata dalam seringai hati, karena tak percaya dengan apa
yang didapat.
Mari merapatkan kembali barisan dengan orang-orang yang telah lebih dulu berjuang,
mari mendekat kembali dengan orang-orang yang lelah karena berjuang, mari
sejenak katakan pada diri, berapa lama lagi ini akan berjalan, mari sesekali
menangis kembali untuk apa yang telah selama ini dilakukan, mari kembali
kuatkan tekad, kuatkan tekad,kuatkan tekad untuk berhenti, untuk memulai, untuk
mengakhiri, untuk berjalan kembali, untuk lelah kembali, untuk mengantuk
kemabli, untuk terharu kembali, untuk bergandengan tangan kembali, untuk
merapatkan kembali barisan bersama.
Mari berbenah, jangan takut dengan umurmu sekarang, hakikatnya ia adalah
proses perjuangan, tak perlu menyesali yang terjadi, tak perlu juga menyalahkan
diri sendiri. Ayo, kamu bisa lagi, ayo saya bisa lagi, ayo kita bisa lagi. Buka
kembali kertas-kertas usang itu, tutup kembali semua distraksi-distraksi yang
selama ini kau dekap, buka kembali kesempatan-kesempatan yang terlewatkan,
kejar kembali apa-apa yang telah kau tinggalkan, waktu mu belum usai, targetmu
masih banyak, luangmu masih luas, mari setitik-setitik kembali memulai, biar
lama-lama bukit-bukit asa itu kau daki kembali.
Dirimu bukanlah seorang pemalas, juka bukan seorang penyerah, bahkan
sama-sekali bukan seorang penunda, engkau pernah tidur dilantai, merasakan
angin malam, pernah berurai ari mata karena perjuangan yang berat, pernah
paling pagi hadir, pernah paling terakhir pulang, pernah paling yang pertama,
pernah menjadi yang terakhir, pernah sendiri serasa tidak ada yang menemani,
pernah bersama serasa semuanya menjadi bahagia, pernah memakai sebuah kebanggaan,
bahkan pernah menyerah karena kegagalan.
Tak rindukah pada rasa asam basam garam manis lelah, mari engkau begitu
kuat untuk itu, bahkan begitu tak berharga pun pernah dialami, deru ombak
mungkin pernah kau susuri, jalanan, lautan, udara, mungkin makanan sehari-hari,
tanpa nasi yang cukup engkau pernah berdiri, tanpa lauk pauk yang layak kita
pernah bertahan, pernah di runtuhkan tapi bisa bangkit kembali, pernah sakit
tapi bisa memaafkan dengan ikhlas, pernah lelah tapi kemudian semangat kembali.
Ayo bergerak-bergerak.
Mana engkau yang akan kembali bangkit, mana engkau yang ingin kembali
bertegakkan optimisme, mana semua yang telah engkau yakinkan untuk
dibangkitkan, mana hal yang telah kau buang bersama gerak lari, pernah kau
tekadkan bersama lelah, pernah kau putarkan dalamcita-cita, pernah
diulang-ulang untuk diwujudkan, dilafalkan untuk diperjuangkan, ditangisi
karena tak pernah didapatkan, dituliskan kemudian dihapus, kau tulis kembali,
dibuang karena tak pernah tercapai, kemudian di ulangi, tak pernah selemah ini
sebelumnya, tak pernah sekuat ini untuk memulai kembali sebelumnya.
Ini adalah waktunya, karen waktu terbaik adalah sekarang, waktu terbaik
adalah hari ini,waktu terbaik adalah detik ini. Mari kita memulai. Bismillah.
Komentar
Posting Komentar